RIAUMANDIRI.CO - Anggota Komisi VII DPR RI dari FPKS Mulyanto minta PLN lebih kreatif mengatasi surplus listrik seperti yang terjadi saat ini.
"PLN harus bisa mengembangkan berbagai program agar permintaan listrik tumbuh tanpa membebani ekonomi masyarakat kecil," kata Mulyanto kepada media ini, Selasa (27/9/2022).
Dia menyarankan PLN jangan hanya bertumpu pada satu program dan satu segmen pelanggan untuk mengatasi surplus listrik ini. Termasuk peningkatan demand listrik industri dan pelanggan kelas menengah-atas.
"Coba buat program untuk seluruh segmen pelanggan agar beban kelebihan produksi listrik tidak ditanggung oleh satu pihak," kata Mulyanto.
Mulyanto menambahkan, kelebihan produksi listrik ini harus dipikirkan secara serius. Mengingat dampak kelebihan produksi listrik ini sangat mempengaruhi keuangan PLN. Akibat kelebihan produksi listrik ini PLN harus menanggung utang sebesar Rp500 triliun.
Karena itu Mulyanto minta PLN harus membuat perencanaan produksi dan distribusi yang berimbang. Jangan sampai terjadi ketimpangan antara permintaan dan pasokan listrik.
"Pemerintah juga harus mengevaluasi kelanjutan program 35 ribu MW. Program ini perlu direscheduling sehingga fit dengan rencana kerja PLN," katanya.
Pemerintah katanya, harus bisa menata ulang perjanjian dengan perusahaan listrik swasta atau independent power producer (IPP). Perlu dilakukan negosiasi ulang COD (jadwal operasi komersil) dan klausul TOP (take or pay) dalam perjanjian jual-beli listrik. (*)